Kamis, 06 Maret 2014

Efektifitas Bismillahirrohmaanirrohiim

Begitu banyak orang yang selalu mengharapkan sebuah hasil yang akan diterima, sebelum bersedia melakukan suatu pekerjaan. Kebanyakan mereka tidak mau bertindak sebelum mengetahui hasil yang diterimanya. Ketika suatu yang hasil yang sudah diketahui oleh seseorang, barulah dia mau bertindak untuk melakukan suatu pekerjaan, karena dalam hal ini hasil nya sudah diketahui. Cara pemikiran seperti ini adalah cara pemikiran yang salah/keliru, karena disini seseorang mengutamakan hasilnya terlebih dahulu, sebelum melakukan suatu pekerjaan. Pola pemikiran yang seperti ini disebut juga "Budaya Pamrih", yang bukan berlandaskan ikhlas, ridho, mereka selalu mengharapkan hasil yang akan diterimanya nanti.

Budaya Pamrih itu tertanam begitu dalam, hampir-hampir menjadi budaya yang turun temurun oleh sebagian orang tua kepada anaknya. Contoh "Ayo, nak belajar yang rajin nanti ibu belikan mainan". Dalam contoh disini, akibatnya si anak teringat terus akan kata-kata ibunya, karena si anak tersebut akan dibelikan mainan apabila dia belajar. Kalau sekedar dijadikan untuk meningkatkan motivasi si anak itu boleh saja, tetapi jangan sampai si anak menjadi seorang yang pamrih, mengharapkan suatu hasil yang akan diterima, tanpa memaksimalkan upaya/proses nya.

Sebagai contoh : "Rudi dan Yogi adalah dua orang tukang batu yang sedang bekerja untuk membangun suatu rumah. Tugas mereka adalah sama yaitu menyusun batu bata untuk membuat dinding. Sepuluh tahun kemudian, Rudi sudah menjadi kontraktor sukses, sedangkan Yogi tetap menjadi seorang tukang batu. Mengapa demikian? Sepuluh tahun yang lalu ketika Rudi dan Yogi sama-sama menyusun batu bata, Yogi hanya mengharap upah/hasil yang akan diterima sore hari. Yogi benar-benar menghitung tenaga yang diberikan, sementara Rudi dengan rela memberikan tenaga dengan sebaik-baiknya, dengan dilandasi sifat memberi dan ikhlas, karena Rudi memiliki visi ke depan. Letak perbedaannya hanyalah pada prinsip mereka. Yogi berpikir jangka pendek dengan mengharapkan suatu hasil yang akan diterimanya, sedangkan Rudi berpikir jangka panjang. Yogi bekerja demi upah/hasil yang akan diterimanya dan Rudi bekerja dalam rangka menggapai ridho Allah.SWT.

Contoh Prinsip Bimillah yang didasarkan pada upaya/integritas yang tinggi harus dimiliki sebelum mencapai hasil. Disinilah Efektifitas Bismillahirrohmaanirrohiim dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Prinsip, integritas dan suara hati yang berlandaskan pada rukun islam dan rukun iman yang harus dimiliki guna menggapai rahmat, ridho, ampunan dan kasih sayang Allah SWT. 

Allah Swt berfirman : "Dan katakanlah, Bekerjalah". Allah akan melihatmu pekerjaamu, juga Rasulnya dan orang yang beriman. Kamu akan dikembalikan kepada Allah, Yang mengetahui yang ghaib dan nyata kelihatan. Lalu dia akan memberitahukan kepadamu apa yang kamu lakukan." ( QS. At-Taubah ayat 105 )
dan pada surat lain Allah SWT berfirman "Sungguh, kami telah menciptakan manusia dan kami tahu apa yang dibisikan hatinya kepadanya. Kami lebih dekat kepadanya dari urat lehernya". ( QS. Qaaf ayat 16 ). 
"Aku selaras dengan sangkaan hambaku terhadapku, dan Aku bersama dengan hambaku ketika dia mengingat aku" ( Hadist Qudsi )

Bekerjalah dengan prinsip Bimillah yang berlandaskan pada rukun islam dan rukun iman, Prinsip memberi yang selalu ikhlas karena Allah.






Oleh Reza Prayoga
Sumber : Al-Quran, Hadist, dan Buku ESQ


1 komentar:

  1. Good writing,,, kena banget dengan keadaan sekarang.
    Hilangnya makna kata Bismillah....

    BalasHapus